Victorynews-media.com-PERHIMPUNAN Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) secara nasional per April 2013 mencatatkan aset senilai Rp 69,4 triliun.
Demikian disampaikan Joko Suyanto, Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Perbarindo dalam Musda II DPD Perbarindo NTT di Hotel T-More, Sabtu (15/6).
Suyanto mengatakan, secara nasional pertumbuhan industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) terus mengalami peningkatan yang terlihat dari beberapa indikator seperti jumlah aset dan pertumbuhan BPR dibandingkan dengan pertumbuhan perbankan secara nasional.
Menurutnya, pertumbuhan year on year industri BPR yang mencapai 20,8 persen sejajar dengan pertumbuhan industri perbankan nasional 21,9 persen.
“Pertumbuhan industri BPR masih equal dengan perbankan secara nasional. Tidak ketinggalan tapi juga tidak ekspansif. Pertumbuhan yang moderat,” ujarnya.
Meski demikian, dilihat dari pangsa industri perbankan nasional, share BPR masih di bawah tiga persen atau kurang dari dua persen terhadap total industri perbankan nasional. Jumlah nasabah BPR nasional mencapai 13 juta dengan pinjaman per April 2013 mencapai Rp 53,7 triliun.
Suyanto mengatakan, BPR telah menjalankan fungsi intermediasi yang cukup baik, di mana seluruh dana yang dihimpun dari masyarakat disalurkan kembali ke masyarakat. “Ini belum tentu dilakukan bank umum,” ungkapnya.
Secara umum, ia menyimpulkan bahwa BPR semakin diminati oleh masyarakat. Produk BPR juga mendapat simpati dari masyarakat, dan tentunya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap BPR terus meningkat.
Meski demikian, ia tetap menekankankan pentingnya meningkatkan kualitas BPR dari berbagai segi dengan tetap melakukan prinsip dasar pengelolaan bank yang sehat, terutama prinsip kehati-hatian tanpa menghambat proses pertumbuhan.
Ia berharap BPR di NTT terus meningkatkan kualitas terutama di bidang SDM, IT, likuiditas, dan permodalan.
Deputi Bank Indonsesia Perwakilan NTT Semuel Djoh berharap BPR bisa terus meningkatkan kinerja dan kualitas agar bisa bersaing dengan bank-bank umum yang ada di NTT. Selain itu, BPR diharapkan bisa menjangkau masyarakat di kabupaten lain yang belum mendapatkan sentuhan perbankan.
Saat ini baru ada 11 BPR di NTT, yakni enam BPR di Kota Kupang dan lima BPR di Kabupaten Flores Timur, Manggarai, Sumba Timur, Kupang, dan Atambua.
